Dunia Online Tak Kenal Tanggalan

Sebuah kekhawatiran tiba-tiba muncul dari suatu hal yang mungkin tak banyak digubris oleh rekan-rekan kerja saya sebelumnya. Tepatnya, tentang ancaman penjatuhan (kembali) nama baik via media online.

Hari ini ada tonggak sejarah baru tertancap di lingkungan kerjaku. Pencerahan dari Sang Maha Kuasa muncul begitu saja tanpa kami memintanya. Sebuah kekhawatiran tiba-tiba muncul dari suatu hal yang mungkin tak banyak digubris oleh rekan-rekan kerja saya sebelumnya. Tepatnya, tentang ancaman penjatuhan (kembali) nama baik via media online.

Media online yang dulu dianggap dewa penolong dalam penyaluran segala macam informasi, kini berbalik menjadi hal yang ditakuti. Ada suatu pola pemanfaatan media sebagai ajang penjatuhan nama baik. Tak tahu siapa yang paling diuntungkan, yang jelas, ada suatu keuntungan yang didapat sesaat setelah menulis berita secara online.

Berawal dari kejadian kriminal yang kebetulan menyangkut nama institusi kami, akhirnya muncullah beberapa berita yang hingga kini kami nilai mencoreng nama baik. Berita yang semestinya sudah kadaluwarsa, muncul kembali begitu saja. Dan dapat kami pastikan akan meracuni siapa saja.

Kalau begini aturannya, menulis berita tak perlu pakai tanggalan lagi. Berita lama yang menyakitkan tetap bisa meracuni siapa saja, kapan saja, dan di mana saja.

Tata Cara Bertamu

Dalam masyarakat Jawa, bertamu ke rumah seseorang tidak harus memberi tahu terlebih dulu. Apalagi kalau bertamu hanya untuk mengantarkan uang. Karena ada burung prenjak yang siap memberikan tanda peringatan. Cemblek thir… Cemblek thir…

Waktu yang bertepatan dengan saat makan tidak baik untuk bertamu. Pagi hari dan sore hari juga tidak baik untuk bertamu. Soalnya pada waktu-waktu ini, si empunya rumah sedang bersih-bersih pekarangan dan mandi.

Jangan anggap saran ini menyulitkan orang lain yang ingin bertamu. Ketajaman spekulasi benar-benar diuji dalam hal ini.

Sumber: Kridalaksana, Harimurti, dkk. 2001. Wiwara: pengantar bahasa dan kebudayaan Jawa.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.