3.1.a.10. Aksi Nyata

Aksi Nyata: Praktik menjadi pengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran

Peristiwa (facts)

Perasaan (Feelings)

Pembelajaran (Findings)

Penerapan ke depan (Future)

Saya nanti akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang saya dapatkan dari program guru penggerak ini di sekolah/lingkungan asal saya melalui Komunitas Praksiti SPSX dan murid-murid di kelas yang saya ampu, yaitu kelas 10.
Langkah-langkah awal yang akan saya lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran adalah:

  • Menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan Demontrasi Kontekstual -Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran kepada Kepala Sekolah, Bapak Drs. Slamet Riyanto, M.M.
  • Menyampaikan paparan materi dilema etika anggota komunitas praktisi SPSX yang berasal dari guru kelas 10 yang terdiri dari: 

Nilai-nilai Kebajikan Universal
Bujukan Moral dan Dilema Etika
Empat Paradigma Dilema Etika
Video Dilema 1
Video dilema 2
Video Dilema 3
Video dilema 4
Tiga Prinsip Pengambilan Keputusan
3 Prinsip Dilema Etika
Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan

  • Melaksanakan evaluasi kegiatan di atas bersama anggota komunitas praktisi SPSX dan Kepala Sekolah
  • Efektivitas Pengambilan KeputusanPengambilan keputusan yang efektif adalah pengambilan keputusan yang menghasilkan keputusan yang dapat menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru. Pengambilan keputusan yang efektif memiliki setidaknya dua komponen yakni 1) pengambilan keputusan didasarkan pada pemahaman menyeluruh terhadap pokok masalah, dan 2) keputusan yang dihasilkan dapat dilaksanakan untuk menghasilkan tindakan nyata yang memberikan dampak pada penyelesaian masalah. Berikut disajikan perbandingan antara masalah yang terpola dan yang tidak terpola.

    AspekTerpola (Terstruktur)Tidak terpola (tidak tertruktur)Karakter masalahRutin/ berulang, tetap/ pasti, keterkaitan sebab-akibat terlihat nyataInsidental, tidak tetap, keterkaitan sebab-akibat tidak tampak nyataJumlah alternatifsedikitbanyakRisiko/ ResistensiRingan/ tidak ada berat dan sulit diprediksi Media membuat keputusankebiasaan dan kaidah-kaidah keseharianmetode khusus dan pemikiran kreatif inovatifContoh kasusberangkat kerja, menyusun jadwal kerja, rapat rutin dllkonflik KPK vs POLRI, likuidasi perusahaan, penggabungan organisasi dll
    Tipe Pengambilan Keputusan Berdasarkan Efektivitas
    Efektivitas pengambilan keputusan dapat dinilai dari dua hal yaitu kualits keputusan dan penerimaan. Kualitas pengambilan keputusan dilihat dari hal-hal yang bersifat teknis dan rasional seperti kesesuaian dengan pokok permasalahan yang hendak diselesaikan, kesesuaian dengan tujuan pengambilan keputusan, dan prosedur pengambilan keputusan. Kualitas pengambilan keputusan memiliki ciri yang berifat obyektif yang dapat diukur melalui standard teknis. Sementara, aspek penerimaan dapat dilihat dari ada tidaknya dukungan dan kepatuhan terhadap keputusan yang diambil. Artinya pengambilan keputusan yang diterima sudah barang tentu akan dipatuhi oleh pelaksana keputusan. Peerimaan cenderung bersifat subyektif penilaiannya, lebih emosional dan bergantung dari masing-masing subyek. Secara matematik, oleh Maier, efektifitas pengambilan keputusan dirumuskan sebagai hasil perkalian antara kualitas dan penerimaan.

    De = Q x A
    De : efektivitas keputusan, Q : Kualitas dan A : penerimaan

    Berdasarkan rumusan di atas, Selanjutnya pengambilan keputusan dapat dikelompokkan menjadi setidaknya tiga tipe. Pertama pengambilan keputusan yang efektif  Q/A. Artinya efektivitas pengambilan keputusan dicapai dengan kualitas pengambilan keputusan yang tinggi, dan penerimaan yang rendah. Aplikasi dari tiope pertama ini adalah bila masalah yang dihadapi berada dalam situasi dan kondisi yang menuntut untuk lebih mementingkan kualitas keputusan yang tinggi daripada penerimaan. Misalnya pada perusahaan keuangan yang berencana memutuskan kenaikan atau penurunan tingkat bunga. Untuk memutuskan hal terebut diperlukan pengambilan keputusan yang berkualitas tinggi. Sementara kebutuhan penerimaan tidak terlalu dipentingkan karena para karyawan bank tidak bereeaksi atas apapun keputusan yang diambil terkait tingkat suku bunga. Mereka berpikir bahwa tingkat bunga bank tidak  ada sangkut pautnya egan kepentingan mereka sebagai karyawan.

    Tipe kedua, pengambilan keputusan yang efektif A/Q. Tipe ini merupakan pengambilan keputusan yang memerlukan penerimaan yang tinggi, sementara kualitas tidak terlalu dipentingkan. Pengambilan keputusan yang demikian biasanya diaplikasikan pada kasus-kasus yang menyangkut kepentingan orag banyak.

    Tipe ketiga, pengambilan keputusan yang efektif A=Q. Artinya pengambilan keputusan membutuhkan kualitas dan penerimaan pada level yang sama pentingnya. Misalnya pengambilan keputusan tentang prosedur kerja baru yang lebih efisien. Untuk memututuskan hal tersebut diperlukan kualtis pengambilan keputusan yang tinggi artinya pengambilan keputusan harus sesuai masalah, sesuai tujuan dan prosedur pengambilan keputusan dalam organisasi. Di sisi lain, untuk memutuskan penggunaan prosedur baru perlu diterima oleh para anggota organisasi yang akan melaksanakan keputusan tersebut karena prosedur tersebut juga menyangkut kepentingan mereka dalam bekerja.

    Kendala
    Untuk pengambilan keputusan terlepas tipe apapun keputusannya sering orang mengalami kesulita karena adanya kendala. Kendala-kendala umumyang sering dihadapi biasnya adalah 1) tidak memiliki pemahaman yang komprehensif terhadap masalah yang dihadapi, 2) tidak dimilikinya metoe yang sistematis untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah, 3) tidak memiliki skala prioritas, dan 4) tidak memiliki metode untuk mengenali penyebab masalah, serta 4) tidak memiliki metode untuk menganalisis alternatif pemecahan masalah. (Hendra Poerwanto G)
    Sumber: https://sites.google.com/site/teoridecision/efektivitas-pengambilan-keputusan

Saya akan menerapkan langkah-langkah tersebut mulai tanggal 9 Mei 2022.
Bapak Suharno, S.Pd. akan menjadi pendamping saya, dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Beliau akan menjadi teman diskusi saya untuk menentukan apakah langkah-langkah yang saya ambil telah tepat dan efektif.