Cerita dimulai dari tawar-menawar mobil LGX bensin tahun 2002. Saya pasang harga 65. Setelah seminggu lebih dilihat orang, akhirnya sampailah pada harga yang hapir deal. Sekitar 58 s.d. 60.
Ada pesan Whatsapp masuk yang intinya tertarik dengan mobil LGX itu. Yang bersangkutan bersedia membayar 62. Beliau juga mau menambah 1 juta untuk biaya akomodasi mengantar mobil sampai di rumah calon pembeli di Jogja.
Dari sekian banyak penawar, tak ada satu pun yang mengeluhkan bagian mesin. Kebanyakan mengomentari body dan interior yang sudah tak orisinil. Makanya waktu calon pembeli dari Jogja ini menanyakan apakah mesinnya kering, langsung saja saya jawab dengan mantab, “Kering pak! AC dingin!”
Singkat cerita, Si Bapak Jogja ini transfer uang akomodasi untuk mengantar mobil. Belum yakin dengan bukti transfer yang dikirim, saya coba video call. Dan juga diangkat!
Berangkatlah kami bawa mobil 2. Penumpang 4.
Spekulasi yang dibawa, kalau misal gak deal, ya sudah lah. Anggap saja jalan-jalan menghabiskan uang 1 juta. Hehehe…
Tidak sulit perjalanan kami menuju lokasi yang telah diminta. Setibanya di sana, pengecekan dimulai. Bagian pertama yang dicek adalah mesin!
Hasilnya, ada bagian atas mesin yang rembes. Dan hal itu berkebalikan dengan jawaban saya saat ditanya via Whatsapp!
Akhir cerita, saya harus pulang tanpa berhasil deal-deal-an!
(bersambung)