Judulnya mirip gaya bicara Pak Guru Bahasa Arab. Beliau sedang menerangkan akar dari sebuah kata, Salaman. Tapi maksud saya bukan itu. Saya mau cerita tentang peristiwa salaman.
Salaman adalah istilah untuk dua orang dewasa yang sedang berjabat tangan . Kalau untuk orang yang belum dewasa, biasanya diminta salim. Tadi pagi saya salim dengan Pak Slamet.
Apa saya belum dewasa? Menurut saya sih sudah. Cuma saya masih suka terlambat.
Baiklah, pembaca. Kebetulan saja Pimpinan saya namanya Pak Slamet. Setiap pagi, beliau sudah datang duluan. Begitu juga pagi ini. Akhirnya kami salaman.
Tapi salaman yang tadi rasanya berbeda. Seolah ada pesan yang ingin beliau sampaikan kepada saya.
Perlu diketahui bahwa: saya hobi terlambat. Berulang kali diingatkan oleh rekan-rekan. Bahkan seminggu yang lalu saya ditegur Pak Slamet via SMS. Intinya, beliau meminta saya untuk lebih dewasa lagi. Meminta saya untuk berpikir lebih cerdas bahwa terlambat adalah awal dari rusaknya agenda keseharian saya. Juga akan mengancam keselamatan saya jangka panjang.
Akhirnya saya simpulkan. Peristiwa salaman tadi pagi (yang agak lama durasinya itu) berisi pesan: Mas, kalau peringatan saya lewat SMS tidak mempan, sampeyan saya tegur lewat kontak batin. Semoga mujarab.