Wahai para sopir bus telolet. Kutangkunpkan kedua tanganku. Seraya memohon: teloletkan apa yang seharusnya telolet. Apalagi di hadapanmu telah berjajar anak-anak generasi penerus bangsa ini.
Sadarkah bahwa engkau telah menambah kekecewaan mereka jika sampai telolet yang seharusnya lolet tapi tidak engkau teloletkan. Mereka sudah cukup sering dikecewakan, Pak.
Nuwun.