Akulah yang paling perkasa
Tapi aku juga tak punya daya
Ilmuku tumpah ke mana-mana
Siapa yang salah, jangan ada tanda tanya
Apa-apa berujung curiga
Apa-apa sia-sia
Apa-apa cuma biar gini
Nanti akhir cerita sama lagi
Aku mirip remot kontrol
Tapi wadah baterai masih kosong
Manusia cetakan modern
Tersungkur malu di depan jempol kaki bau
Ia nekat naik matikan siaran tivi petang itu
Aku menahan tumpahan air mata
Sampai benar-benar tak ada daya lagi
Sesak di dada
Tumpahlah tangisku, tumpahlah ilmuku
Jadi bahan tawa sepanjang lintasan roda
Di akhir senja kadang masih kuulangi
Kebiasaanku dulu waktu masih punya rai
Kucoba mengurai rencana
Meski tetap tak berarti