Menulis cerpen mulai dilakukan di Indonesia sejak tahun 1930. Kalau saya, menulis cerpen pertama kali waktu masih duduk di bangku SMP. Saya ingat betul waktu itu saya menulis cerpen dengan suka cita. Sayang sekali, saya lupa cerpennya berjudul apa.
Menulis cerpen ada aturannya. Aturan utamanya adalah: pernah membaca cerpen. Kalau belum memenuhi syarat utama tersebut, silakan baca dulu salah satu contoh cerpen berikut ini: Tani Sakti.
Aturan berikutnya adalah, mengetahui alur cerita. Setiap cerita biasanya punya alur begini:
- perkenalan keadaan;
- pertikaian/konflik mulai terjadi;
- konflik menjadi makin rumit;
- klimaks;
- peleraian/solusi/penyelesaian.
Biar menulis cerpen lebih mudah, penokohannya juga harus diperhatikan. Penokohan atau perwatakan berarti sebuah lukisan seorang tokoh cerita. Bisa diambil dari keadaan lahir atau batinnya. Boleh juga dari keyakinannya, pandangan hidupnya, adat-istiadatnya, dan sebagainya. Silakan digambarkan langsung atau tidak langsung.
Tidak kalah penting adalah aturan tentang latar. Ada latar tempat, waktu, dan suasana.
Menulis cerpen tidak boleh asal-asalan. Paling tidak ada nilai moral atau nilai keagamaan yang mau disampaikan.