Orang Kota

Pagi tadi ada pendatang baru. Asalnya dari kota. Orangnya menggiurkan. Gaya rambutnya mirip bintang iklan. Bajunya baru. Kulitnya putih. Wajahnya berbinar. Tinggi semampai, tapi sayang ia bukan perawan. Asli laki-laki.

Sorot matanya sayu. Lidahnya kelu. Padahal tak ada keadaan yang mendukung sikapnya itu. Wajar saja. Ia kan orang baru. Mungkin masih malu-malu.

Satu hal yang paling tidak saya suka. Ia berlagak apa-apa tidak tahu. Kegiatan yang seharusnya lumrah ia lakoni, seolah asing belum pernah dijalani. Barang elektronik yang wajar dimiliki warga kota, malah ia banyak bertanya tentangnya. Orang terkenal yang seharusnya ia kenal, malah tidak hafal.

Ini sebuah trik. Agar orang desa seperti kami menganggapnya baik hati. Padahal dibalik itu, kami semua menahan emosi.

Sudahlah, Nak. Di zaman ini, orang baik yang benar-benar asli saja masih dicurigai. Apalagi hanya pura-pura baik. Satu hal yang saya takuti. Tingkahmu yang pura-pura bodoh itu menjadi kenyataan di kemudian hari.

Ehm, tapi. Kelihatannya saya malah takut sama diri saya sendiri. Apa jangan-jangan kamu benar-benar orang baik yang asli, ya?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.