Aku nyenyuwun
Sakdurunge kepati turu
Wengi iki
Siji dadi loro
Loro dadi papat
Papat dadi wolu
Wolu dadi nem belas
Nem belas manak kabeh
Ngupadi kanthi tulus ikhlas
Muga kasembadan ngrembaka akeh
Berasyik-asyikan dalam Keberuntungan
Aku nyenyuwun
Sakdurunge kepati turu
Wengi iki
Siji dadi loro
Loro dadi papat
Papat dadi wolu
Wolu dadi nem belas
Nem belas manak kabeh
Ngupadi kanthi tulus ikhlas
Muga kasembadan ngrembaka akeh
AKU DEWASA (BUKAN) DI SEKOLAH
Oleh: Dra. Heny Rahayu
NIP 19621025 199512 2 002
Aku dengar aku lupa
Aku lihat aku ingat
Aku lakukan aku paham
Aku temukan aku kuasai
Sajak Confusius pengantar tidurku malam ini
Sayang, ia tak membuatku lelap
Seperti titir kenthogan yang membuat gusar bawah sadarku
Aku terpaksa bangun dengan berjuta pikiran kacauku
Pagi buta mataku terbuka
Menyentuh kan jiwaku pada kesunyian yang mulai tipis intensitasnya
Kokok ayam jago tetangga masih jadi isyarat beralihnya malam
Sinar surya menembus ranting dedaunan
Aku masih enggan ke sekolah
Trauma mendalam menyelimuti sukmaku
Jika aku ke sana, pasti aku tak dapat apa-apa
Penyesalan selalu tertata rapi dan siap kubawa pulang
Setiap hari
Untaian kata Paulo Freire menantang semangatku
Pembangunan tak tercapai dalam kondisi bisu
Apalagi hanya dengan suara semu!
Hai sekolah para priyayi!
Hai sekolah, sekolah dengar!
Atas dasar apa kalian gemborkan prestasi?
Sungguh aku takjub atas keluarbiasaanmu!
Sungguh aku sangat berdosa
Jika tak mau berbagi,
Kesungguhan dalam menyikapi hal ini,
Kuharap bisa memperbaiki
Rangkai ulang
Ungkapkan
Kaji-urai
Simpulkan
dan setiap hari Bertindak
Pendiri bangsa ini lahir dari sekolah rakyat
Sekolah biasa
Menjunjung tinggi harkat dan martabat
Harapan pasti ada
Jika semua bekerja sama
Akulah yang paling perkasa
Tapi aku juga tak punya daya
Ilmuku tumpah ke mana-mana
Siapa yang salah, jangan ada tanda tanya
Apa-apa berujung curiga
Apa-apa sia-sia
Apa-apa cuma biar gini
Nanti akhir cerita sama lagi
Aku mirip remot kontrol
Tapi wadah baterai masih kosong
Manusia cetakan modern
Tersungkur malu di depan jempol kaki bau
Ia nekat naik matikan siaran tivi petang itu
Aku menahan tumpahan air mata
Sampai benar-benar tak ada daya lagi
Sesak di dada
Tumpahlah tangisku, tumpahlah ilmuku
Jadi bahan tawa sepanjang lintasan roda
Di akhir senja kadang masih kuulangi
Kebiasaanku dulu waktu masih punya rai
Kucoba mengurai rencana
Meski tetap tak berarti
Hari-hariku berbatasan dengan akhir kehidupan
Eranganku saat sekarat, kudengar lirih sejak sekarang
Iba rasanya Baca Selengkapnya
saat saya bimbang tentang makna suatu kata
saat itulah saya merasakan beban yang teramat sangat Baca Selengkapnya
Namaku Heri Adhi Nugraha.
Suatu hari, keluargaku menonton film
Film itu mengisahkan kakak beradik.
Mereka terapung dalam sekoci di laut.
Dalam film tersebut, adik berdoa.
“Ya Tuhan, selamatkan kami dari paus.”
“Selamatkanlah kami dari segala bahaya.”
Saat itu, adikku ikut menonton.
Adikku menonton dengan serius.
Film pun selesai.
Adik disuruh tidur oleh ibu.
Adik berdoa menjelang tidur.
“Ya Tuhan, datangkanlah ikan paus.”
“Datangkanlah kerumah kami.”
Aku dan keluargaku kaget.
Sesaat kemudian, keluargaku tertawa.
Adik sedang berdoa. Oleh Nurul Dzakiah.
Disadur dan diubah seperlunya dari: Bobo, Thn. XXXV. 28 Oktober 2007